Posted by : Travelafin Minggu, 03 Mei 2015




Kepulauan Togean adalah sebuah taman nasional yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Wilayah ini berada di Kabupaten Tojo Una-una. Kepulauan ini dikenal dengan kekayaan terumbu karang dan biota laut yang langka, indah dan dilindungi. Ada 66 pulau kecil di perairan Togean yang masing-masing terpencar di sebelah Timur dan Barat.

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Kepulauan Togean antara lain : Menyelam dan Snorkeling di Pulau Kadidiri, memancing, menjelajah alam hutan yang ada di Kadidiri untuk menuju ke Pantai Baracuda, ada juga di Pulau Malenge dan wisatawan juga bisa mengunjungi pemukiman Orang Bajo di Kabalutan.  

Untuk sampai ke tempat ini memang sulit. Ada dua jalur yang bisa dilalui yaitu melalui Gorontalo atau Palu. Dari kota Gorontalo ke Pelabuhan Ferry hanya sekitar 15-20 menit saja dan dilanjutkan perjalanan laut dengan Ferry KM Tuna Tomini menuju Pelabuhan Wakai sekitar 12 jam. Akan tetapi jika melalui Palu, perjalanan darat untuk ke Pelabuhan Ampana memakan waktu sekitar 10 jam dan dilanjutkan dengan perjalanan laut sekitar 4-5 jam menuju pelabuhan Wakai dan ingat, harus menyesuaikan jadwal kapal juga. Jadi, silahkan memilih lewat Gorontalo atau Palu.

Saya dan teman-teman (Mas Sandi, Septi, Mas Masrur, Hanum, Rendy, dan Bang Johan) memilih untuk lewat Gorontalo. Pertimbangannya adalah jarak dari Kota ke Pelabuhan sangat dekat, memang untuk jalur laut nya sangat lama yaitu sekitar 12 jam, tapi berhubung Kapal Fery tersebut berangkatnya malam, membuat kami tertidur lelap dan perjalanan pun menjadi tak terasa. Jadwal Ferry tujuan Wakai yaitu Selasa dan Jumat (pada saat itu-jadwal bisa berubah-ubah disesuaikan cuaca). Harga tiket bervariasi, namun kami memilih kelas Eksekutif dengan harga IDR 89.000,- (Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah) tentunya fasilitas AC, Reclining Seat, dan Televisi layar datar yang ukurannya lumayan besar, ditambah dengan adanya DVD Player. Kita juga bisa menyaksikan matahari terbenam dari kapal dan melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit teluk tomini, sangat indah, menemani kami dalam perjalanan yang cukup lama.

Kapal Tuna Tomini
Kami siap berlayar mengarungi lautan selama 12 jam perjalanan

Hari Pertama, 11 Januari 2014    : Wakai - Pulau Kadidiri, Snorkeling di Pulau Taipi dan Pantai Baracuda
Setibanya di Pelabuhan Wakai, sekitar jam 09.00 WITA, kami masih harus berjalan kaki menyusuri perkampungan Desa Wakai karena kapal yang kami sewa berada di dermaga kecil yang jaraknya sekitar 1 km dari pelabuhan Wakai. Perjalanan dilanjutkan dengan Kapal Laut menuju Pulau Kadidiri yang jarak tempuhnya sekitar 30-40 menit saja dari Wakai. Dari beberapa yang menyediakan penginapan, Pulau Kadidiri yang paling terkenal. Setidaknya ada tiga cottage di sana, yaitu Black Marlin, Pondok Lestari dan Kadidiri Paradise. Keberadaan pulau ini paling dekat dari Wakai, yaitu pelabuhan di tengah teluk tempat singgah kapal rute Gorontalo – Ampana. Sesampainya di Pulau Kadidiri, kami langsung menuju Cottage Kadidiri Paradise untuk beristirahat sejenak, makan siang dan setelah itu dilanjutkan snorkeling di Pulau Taipi. Saat itu cuaca memang cerah tapi arah angin mulai tak ramah. Angin laut pada saat itu mengarah ke Barat sehingga menciptakan Ombak yang besar dan membuat kami tidak bisa menikmati serta berlama-lama untuk snorkeling di Pulau Taipi karena air lautnya keruh. Saya tidak bisa banyak cerita tentang keindahan bawah laut di Kepulauan Togean, dikarenakan faktor cuaca. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Pulau Kadidiri dan menuju Pantai Baracuda yang letaknya di balik Pulau Kadidiri.

Perkampungan Wakai
Kapal yang kami sewa selama di Togean
Salah satu penginapan di Pulau Kadidiri
Dermaga Kayu Pulau Kadidiri
Terumbu Karang yang berbentuk meja di Pulau Taipi
Snorkeling di Pulau Taipi

Pantai Baracuda terletak di balik Pulau Kadidiri. Kami harus berjalan kaki menyusuri hutan yang rindang. Jarak yang ditempuh sekitar 1-1.5Jam. Hutan yang dikelilingi Pohon pohon kelapa yang menjulang tinggi dan rimbun dengan pepohonan lain nya serta suara-suara binatang menemani perjalanan kami menuju Pantai Baracuda. Pantai ini sepi, belum begitu banyak yang berkunjung, mungkin karena letaknya dibalik pulau kadidiri, jadi belum begitu banyak yang tahu. Tepian pantai yang tidak begitu luas, dengan pasir putih yang cukup lembut, yang ditemani dengan deburan ombak membuat rasa lelah kami terbayarkan. Aktivitas yang dapat dilakukan di sini adalah berjemur, bermain-main air dan pasir, serta dapat menyaksikan matahari terbenam dari Pantai ini.
Jalan yang dilalui untuk ke Pantai Barakuda
 
Pantai Barakuda
Bersama Teman, Sahabat - Bersama Orang-orang yang menyenangkan
Menanti Sunset
Hari Kedua, 12 Januari 2014        : Pantai Karina dan Danau Togean (Stingless Jellyfish Lake)
Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, kami pun check out dan melanjutkan perjalanan di kepulauan togean serta kembali menuju Wakai. Rencana ingin ke Pulau Papan untuk melihat perkambungan Bajo dan ke pulau-pulau lainnya, harus dibatalkan karena cuaca masih belum bersahabat dan kapal yang kami sewa ternyata kembali ke Wakai, tidak berani untuk mengantarkan kami ke Pulau-pulau yang berada di Kepulauan Togean dikarenakan ombak yang cukup besar. Waduh, rasa cemas mulai menghampiri kami. Pada akhirnya kami menyewa lagi kapal motor di Black Marlin (sebuah Cottage di Pulau Kadidiri), ini yang dinamakan Biaya Tak Terduga, untuk mengantarkan kami kembali ke Pelabuhan Wakai. Sebelum ke Wakai, kami meminta untuk diantarkan ke Danau Togean. Awalnya Nahkoda Kapal ragu untuk mengantarkan kami ke sana karena ombak yang cukup besar dan takut kehabisan bahan bakar juga. Letak Danau Togean cukup jauh dari Pulau Kadidiri dan tidak searah dengan Wakai. Sedang kapal fery tujuan Ampana berangkat dari Wakai jam 16.00 WITA. Itu yang menjadi pertimbangan Nahkoda Kapal. Tapi akhirnya, dengan rasa percaya diri dan tentunya disertai doa, kami pun melanjutkan perjalanan ke Danau Togean. Jarak yang ditempuh untuk sampai ke Danau ini sekitar 1 jam dari Pulau Kadidiri.
Kapal yang kami sewa, Antar ke Danau Ubur-ubur dan kembali ke Wakai
Batu Karst menambah cantik Pulau ini
Keberadaan Danau Togean hanya dipisahkan oleh sebuah pantai yang indah yaitu Pantai Karina. Untuk sampai ke Danau Togean, harus menunggu air laut sedang pasang atau jika surut kita harus berjalan kaki. Kami harus trekking memanjat, merangkak untuk memasuki sebuah hutan kecil dengan pepohonan dan ranting yang kering yang jika dipegang rapuh, diinjak patah, bebatuan kecil-kecil dan pasir jika berjalan licin dan seperti longsor berjatuhan ke bawah. Membutuhkan waktu sekitar 1 jam trekking untuk sampai ke danau ini. Sungguh luar biasa jalan menuju ke danau ini. Pantas saja masih belum banyak yang tahu tempat ini. Disarankan memakai sepatu/sendal gunung, jangan memakai sandal jepit, bisa putus jika belum mahir melewati jalur ini. Jalan yang dihapit oleh 2 tempat yang berbeda, jalan yang berada di tengah-tengah, di sebelah kiri sebuah pantai dan sebelah kanan adalah sebuah danau tempat spesies ubur-ubur tanpa sengat. Tidak seperti di Danau Kakaban, Kepulauan Derawan, yang jalan menuju danaunya sudah ada jalur dan sangat mudah untuk dilalui.

Pantai Karina
Awal masuk menuju Danau Ubur-ubur
 
Butuh perjuangan untuk sampai di Danau Ubur-ubur (Togean)
Terlihat Danau (Kanan) yang berbatasan langsung dengan Pantai
Rasa lelah kami, luka luka kecil yang kami alami akibat trekking, semua terbayar sudah ketika kami melihat sebuah dermaga kayu yang tidak begitu besar dan panjang terbentang menyambut kehadiran kami. Ya, Danau Togean, Stingless Jellyfish Lake. Danau yang luas, dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan di sebrang, kanan dan kiri danau, begitu asri dan indah sekali. Sama seperti di Danau Kakaban, Kepulauan Derawan (lihat ulasan sebelumnya), danau ini berair payau. Karena letaknya berdekatan dengan pantai. Letak danau yang tersembunyi dan belum banyak pengunjung yang tahu keberadaannya, membuat air di danau ini tidak keruh. Jadi terlihat jelas sekali ubur-ubur yang canti dan mempesona sedang menari di dalam air. Di sini kita bisa snorkeling dan bermain bersama Ubur-ubur yang tak menyengat dengan aman. Tidak boleh menggunakan Fin pada saat snorkeling, tidak boleh loncat juga, dikarenakan ubur-ubur sangat rentan dan bisa hancur.

Akhirnya, perjuangan itu berbuah hasil yang indah, Danau Ubur-ubur Togean
 
Bermain bersama Ubur-ubur tanpa sengat

Bersama teman/sahabat - Bersama orang-orang yang menyenangkan
Semoga penjelasan di atas bisa membantu teman-teman yang ingin berlibur ke Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. Tetap dijaga kelestarian alam Indonesia ya teman...

Tak Ada Yang Seindah Negeri Sendiri, Ya Indonesiaku...

{ 5 komentar... read them below or Comment }

  1. Siapa bilang tanpa sengat...Masih ada sengatnya dikit. Buktinya waktu cium ubur-uburnya, bibir aku kesetrum....

    BalasHapus
  2. Kapan bisa main ke togean ya XD cakep gitu viewnya~

    BalasHapus
  3. masih simpan kontak untuk sewa kapalnya?

    BalasHapus
  4. sewa kapalnya berapa sehari?

    BalasHapus
  5. Pantai Karina di Togean ini favorit banget buat saya gan. Sepiiii

    BalasHapus

- Copyright © TRAVELAFIN - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -