- Back to Home »
- Wakatobi »
- PULAU WANGI-WANGI : GERBANG UTAMA MENUJU KEINDAHAN LAUT WAKATOBI
Posted by : Travelafin
Senin, 18 Mei 2015
Pulau Wangi-wangi atau masyarakat
sekitar menyebutnya dengan Pulau Wanci adalah sebuah pulau di Sulawesi Tenggara
yang terkenal dengan keindahan lautnya. Pulau Wangi-wangi merupakan merupakan
wilayah Kabupaten Wakatobi dan sekaligus menjadi pusat administrasi di
Kabupaten Wakatobi. Nama Wakatobi sendiri merupakan kepanjangan dari empat pulau
utama yaitu Wa dari Wangi-wangi, Ka dari Kaledupa, To dari Tomia dan Bi dari Binongko.
Pulau Wangi-wangi merupakan pintu gerbang menuju Taman Laut Wakatobi yang
menyimpan keindahan dunia bawah laut yang mempesona, kaya dan megah.
Untuk menuju Pulau Wangi-wangi,
Anda bisa memilih penerbangan dari Jakarta menuju Kendari atau menuju Bau-bau.
Dari Kendari, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kapal ferry kayu dari
Pelabuhan Kendari ke Pulau Wangi-wangi. Kapal berangkat 4 kali dalam seminggu,
yaitu senin, selasa, kamis, dan sabtu jam 09.00 WITA (Tahun 2014) dengan waktu
tempuh sekitar 10 jam. Begitu juga sebaliknya. Jika melalui Bau-bau di Pulau
Buton, kapal ferry kayu berangkat setiap hari di malam hari jam 21.00 WITA
(Tahun 2014) dengan waktu tempuh sekitar 9 jam. Apabila Anda ingin menghemat
waktu dan mempunyai biaya yang cukup besar, perjalanan ke Pulau Wangi-wangi
bisa menggunakan Pesawat Terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
menuju Bandara Matahora, Wangi-wangi dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Namun,
harus disesuaikan jadwal penerbangannya. Karena tidak setiap hari ada
penerbangan ke Wangi-wangi dan setahu saya hanya Wings Air yang menyediakan
penerbangan ke Wangi-wangi.
Saya dan kedua teman saya (Septi
dan Icha), berkesempatan untuk mengunjungi WAKATOBI. Kami bertiga berangkat
dari Jakarta menuju Pulau Wangi wangi melalui Kendari, Ibu Kota Sulawesi
Tenggara. Kami menginap semalam di Kota Kendari. Keesokan harinya, kami
bergegas menuju Pelabuhan Kendari menggunakan angkot dengan waktu tempuh
sekitar 15-20 menit. Kapal Ferry yang membawa kami dan penumpang lainnya ke
Wangi-wangi berangkat jam 09.00 WITA. Seperti biasa, terjadi keterlambatan
keberangkatan alias Delay. Harga tiket kapal saat itu Rp 160.000,-. Tidak ada
kelas-kelas nya di dalam kapal tersebut. Yang ada hanyalah penyewaan kamar
dengan menambah biaya dihitung perjiwa sebesar Rp 80.000,-. Akhirnya kami
memilih tempat yang telah disediakan, yaitu sesuai nomor di dalam tiket. Di
dalam kapal ini, memiliki ranjang Dormitory, tersusun rapi dengan kasur tipis
pas dengan ukuran badan kita (seperti kasur jika kita pergi ke Dokter). Terlentang,
tengkurep, menoleh ke kiri teman-teman saya, menoleh ke kanan orang lain.
Hahahaha…seru juga…Ada fasilitas karokenya juga loh..dengan TV layar datar,
Micropone, DVD, tentunya artis-artis pendukung warga asli Wangi-wangi. Apalagi
kalau bukan lagu Dangdut yang dinyanyikan. Yeaaah..Dangdut is the music of my
country. Hehehe…lumayanlah ada hiburan untuk menghilangkan kejenuhan di kapal
yang berlayar selama 10 jam. KHANMAEN – Jargon-nya si Icha..hahaha…Bosan??
tentu…dari ngobrol-ngobrol, tidur, bangun, minum, makan siang gratis yang
lauknya sedikit tp nasinya banyak, ke toilet, tidur lagi, kebangun tetap belum
sampai-sampai juga. Hahaha…makin seru..stag di kasur tipis ukuran sesuai badan.
Selalu ingat, Nikmatilah setiap perjalanan Anda, kemanapun tujuan Anda, sesulit
apapun perjalanan Anda, Nikmatilah!!! Disarankan membawa cemilan dan permainan,
misalkan kartu, atau monopoli untuk menghilangkan rasa jenuh. Kapal sempat
berlabuh di Dermaga Enreke untuk menurunkan penumpang. Dermaga yang tidak
terlalu besar dan saya pun menyempatkan foto-foto dari kapal.
![]() |
Neng Septi - Akhirnya sampai juga di Kendari |
![]() |
Pagi hari di Teluk Kendari |
![]() |
Sudah tidak sabar melihat keindahan laut Wakatobi, sampai nyangkut itu tas |
![]() |
Ini Kapal-nya, menuju Wanci |
![]() |
Bergaya di Dormitory kapal menuju Pulau Wanci |
![]() |
Dormitory |
![]() |
Sunset saat perjalanan menuju Pulau Wangi-wangi |
Akhirnya, sampailah kami di
Pelabuhan Wanci, Wangi-wangi. Perjalanan laut yang luar biasa selama 10 jam
membawa kami tiba di Pulau Wangi-wangi tepat jam 20.00 WITA. Kami pun dijemput
oleh Mas Wadi (kalau tidak salah hehehe...) yang akan menjadi Guide selama di Wakatobi. Saya amati, pulau ini
memang besar. Sudah banyak fasilitas dan akomodasi yang memadai di Pulau ini.
Terdapat Bank, Rumah Sakit, Bandar Udara, Sekolah, Hotel, penginapan bahkan
resort sudah tersedia di Pulau ini. Pantas saja pulau ini menjadi pusat
administrasi Kabupaten Wakatobi. Setelah melihat-lihat suasana malam di pulau
ini, Kami langsung diantar untuk makan malam. Harapan kami adalah menu makan
malam dengan makanan khas dari Pulau ini. Ternyata, kami dibawa ke sebuah
warung tenda dan makan pecel ayam khas jawa timur. Hahaha…memang banyak
warung-warung tenda yang menjual masakan dari daerah lain. Sepertinya
transmigran. Mungkin, karena sudah malam, jadi restoran yang menjual masakan
khas pulau ini sudah tutup. Setelah makan malam, kami pun diantar ke penginapan
dan beristirahat.
Pastinya semua wisatawan yang
berkunjung ke Wakatobi untuk menyaksikan kekayaan bawah laut yang berlimpah dan
eksotis dengan air laut yang jernih, terumbu karang yang mempesona, dan
tentunya aneka hewan laut cantik yang memang menjadi magnet kuat Wakatobi. Tidak
hanya bawah laut nya yang mempesona, Daratan Pulau ini juga kaya akan keindahan
alam dan budayanya. Namun, belum banyak yang tahu (kurang informasi) kalau di
Pulau Wangi-wangi juga terdapat objek wisata yang keren dan patut kamu
kunjungi, diantaranya Wisata Gua Alam, Pantai-pantai, Puncak Toliamba,
Kehidupan Kampung Bajo dan Pasar Malam Tradisional. Tempat pertama yang kami
kunjungi adalah Puncak
Toliamba Wakatobi. Puncak Toliamba merupakan salah satu objek wisata
dataran tinggi. Dari atas puncak ini, kamu dapat menikmati pemandangan alam dan
areal perkebunan penduduk yang ditanami beberapa tanaman. Di samping itu juga
kamu dapat menikmati panorama laut dan sunset dari puncak ini. Puncak Toliamba
terletak di Desa Waginopo Kecamatan Wangi-wangi. Jarak yang ditempuh untuk
sampai ke tempat ini sekitar 1 1.5 jam
dari pusat kota.
Terdapat beberapa Gua air tawar
di Pulau Wangi-wangi (Wanci). Salah satunya Gua air tawar yang kami kunjungi,
yaitu Gua
Kontamale Wanci. Kontamale berasal dari kata Konta yang artinya Pegang dan Male
yang berarti Luntur. Jadi kata Guide maksudnya adalah siapa yang ingin berbuat
jahat di Gua ini, niatnya akan luntur. Gua Kontamlae terletak di tengah Kota
Wangi-wangi, di tepi jalan dan dekat dengan rumah penduduk. Jika masuk ke
dalam, terihat beberapa bagian Gua yang asri dan rindang dinaungi oleh
pohon-pohon yang besar sehingga membuat Gua ini menjadi teduh. Hal inilah yang
membuat setiap pengunjung betah berlama-lama dan menikmati suasana di Gua ini.
Gua Kontamale memiliki air yang jernih dan bersih. Walau sudah sejak lama
dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi dan mencuci, air di dalam Gua ini tetap
jernih dan bening. Andai saja punya waktu lama berada di sini, ingin rasanya kami
menceburkan badan dan merasakan air di Gua ini. Pasti asyik dan menyegarkan.
Setelah asyik menikmati suasana
di Gua Kontamale Wanci, kami diajak Guide Lokal mengunjungi Masjid Tertua di
Pulau Wangi-wangi. Masjid Mubarok Liya, Masjid tertua di Wakatobi
ini didirikan pada tahun 1546 tahun sesudah pelantikan Sultan Buton pertama
pada tahun 1538, masjid tertua sesudah Masjid Agung Keraton Wolio. Letaknya di
atas bukit, di dekat Benteng Liya Togo.
Setelah menikmati daratan Pulau
Wangi-wangi yang kaya akan keindahan alam dan budayanya, akhirnya kami menikmati
indahnya laut Wakatobi yaitu di Sombu Jetty. Spot ini salah satu andalan
wisata bahari di Pulau Wangi-wangi. Jaraknya dekat dari kota ataupun hotel
tempat kami menginap. Hanya kisaran waktu 10 – 15 menit untuk sampai ke Sombu
Jetty dengan menggunakan mobil. Spot yang menjadi andalan Pulau Wangi-wangi
ini, selalu ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Walau
hanya sekedar berenang, snorkeling, menyelam ataupun hanya sekedar sunset.
Tidak usah diragukan lagi akan keindahan perairan di Sombu Jetty. Begitu
jernih, bening seperti kaca, memiliki terumbu karang yang indah. Sangat
terlihat jelas sekali dari daratan.
![]() |
Dari dermaga sudah terlihat jelas terumbu karang - Sombu Jetty |
Sombu Jetty juga cocok untuk
pemula yang ingin coba melihat indahnya laut lebih dalam lagi. Saya dan Septi
mencoba Discovery Dive, ini pertama kalinya bagi kami yang masih pemula dan belum
mempunyai License. Sedangkan Icha mengambil Open Water, karena sudah mempunyai
License dan tentunya sudah mengerti tentang ”menyelam”. Sebelum menyelam,
sebagai pemula wajib berkenalan sama gear yang akan kita pakai saat menyelam.
Yang pertama itu Air Tank (tabung oksigen), Wetsuit, Fins, Mask & Snorkel,
dive boots, dan yang ga kalah penting nih BCD (Bouyancy Compensator Divice)
serta perintilan kecil yang seperti regulator, Pressure & Deep Gauge (alat
pengukur isi tabung selama penyelaman dan tingkat kedalaman), serta Weightbelt
(pemberat). Kami mendengarkan instruksi dari Dive Master yang akan menemani
kami selama di bawah laut. Pelajaran yang singkat tentang menyelam. Semoga
aman-aman saja di dalam laut. Banyak istilah-istlah dalam menyelam seperti Oke,
Naik, Turun, Trouble, Jalan, Mengambang, Foto, dan lain-lain. Deg-degan??
Pastinya..karena ini pengalaman pertama saya menyelam.
Pas pertama turun dengan seluruh
peralatan menyelam lengkap, ribet banget, panik, susah turun ke bawah. Awalnya
naik-naik terus saat sudah di dalam. Mungkin karena panik, jadi pernapasan pun
belum teratur. Itu yang bisa menyebabkan keracunan nitrogen. Akhirnya
perlahan-lahan dengan dibantu Dive Master, bisa juga turun ke bawah. Dari 3
meter, lanjut ke 5 meter, 6 meter dan menuju 9 meter. Sungguh
indah, kereeeen abiiiiss, tidak bisa berkata apa-apa. Terpukau saya melihat berbagai
jenis ikan dan terumbu karang berbagai bentuk, ada yang datar, landai, cekung
dan berbentuk dinding terjal sampai berbentuk gua-gua. Begitu juga beragam
biota lautnya yang mengagumkan, cantik dan mempesona. Di saat saya sudah
dalam posisi aman dan tenang di dalam laut, mulailah saya berfoto-foto. Di saat
itulah, entah kenapa tiba-tiba saya merasakan sesak nafas, seperti kehabisan
oksigen. Saya pun mulai panik. Saya sudah memberikan kode ”Trouble”, namun Dive
Master memberikan kode ”Tenang”, tekan hidung jika telinga sudah mulai sakit.
Bukan itu….rasanya pengen berbicara langsung di dalam air dan berkata ”Bang,
Dada saya sesak, kehabisan oksigen” benar saja, masker saya lepas seperti ingin
berbicara. Langsung buru-buru saya pasang lagi. Entah berapa liter air laut
yang sudah masuk ke mulut saya. Panik..Panik.. dan Panik..itu yang saya alami.
Akhirnya saya memutuskan ke atas (walau saya tidak tahu caranya bagaimana).
Melihat saya memutuskan untuk naik (dengan cara yang salah), Dive Master pun
membantu saya sampai ke atas. Dengan nafas terbata-bata, batuk-batuk karena
sudah banyak minum air laut, akhirnya saya tertolong juga. Alhamdulillah terima
kasih ya Allah. Dive Master mengatakan “Kalau sudah di dalam laut, jangan
kosong pikirannya. Fokus. Dan yang terpenting adalah jangan panik. Tidak boleh
juga langsung naik. Ada langkah-langkahnya”. Saya pun hanya diam dan
mendengarkan saja karena dada masih terasa sesak. Pada saat instruksi tentang istilah-istilah dalam menyelam, memang tidak diberitahukan untuk kode ”Sesak Nafas” (sebut saja istilah nya itu ya…)
dan pelajaran menyelam yang singkat. Mungkin terlewatkan tentang hal itu. Satu sisi saya
masih pemula, tidak tahu menahu soal meyelam harus berapa meter dulu untuk
pemula, dan saya hanya mengikuti Dive Master yang menemani saya selama meyelam.
Saya pun tidak liat Pressure & Deep Gauge (alat pengukur isi tabung selama
penyelaman dan tingkat kedalaman). Disarankan, jika masih pemula, jangan sampai
terlalu dalam saat menyelam. Cukup di kedalaman 5 meter saja. Saya menyelam kurang lebih 30 menit.
![]() |
Bergaya sebelum menyelam |
Sombu Jetty, Pulau Wangi-wangi |
Menanti sunset di Sombu Jetty yang mempesona, hanya itu yang bisa menghibur saya untuk mengembalikan energi dan ketenangan dalam diri setelah kejadian saat menyelam tadi. Tapi, matahari terbenam pun tertutup awan tebal. Hanya terlihat semburat pancaran sinar matahari yang akan terbenam meninggalkan kami.
Itulah pengalaman Saya
dan kedua teman saya (Septi dan Icha) dalam menjelajah Pulau Wangi-wangi,
Wakatobi, mulai dari daratan dengan keindahan alam dan budaya hingga keindahan
bawah laut Sombu Jetty, Pulau Wangi-wangi. Tidak hanya Pulau nya saja yang indah, masyarakatnya pun ramah dan mudah tersenyum.
Semoga penjelasan di
atas bermanfaat dan membuat teman-teman jadi ingin ke Wakatobi. Tak Ada Yang
Seindah Negeri Sendiri, Ya Indonesiaku… Tetap jaga kelestarian alam Indonesia
ya…
indahnya pulau wangi-wangi hmm apalagi di bawah lautnya itu loh engga kalah indah dari pulau :)
BalasHapusUdah pernah kesini dan masih pengen lagi~ Underwater worldnya wakatobi memang awesome!
BalasHapusKapal dari Kendari sudah bagus ya sekarang. Perjalanan hanya 11 jam? Waktu tahun 2014 bisa sampai 14-16 jam lho.
BalasHapusI LOVE WAKATOBI ISLAND..
BalasHapusMakasih infonya ..
BalasHapusshare sedikit website kita ya http://www.oksport.net