Posted by : Travelafin Rabu, 27 November 2013



Tiket Promo?? Makassar (lagi)?? Beraangkaaat..Ya, ini kali kedua gue ke Makassar, Sulawesi Selatan. Bulan maret lalu gue ke Makassar dengan tujuan Bantimurung, Tanatoraja, dan Tanjung Bira. Kali ini gue dan teman-teman akan pergi ke suatu tempat di daerah Maros-Pangkep. Ya, tempat itu adalah Rammang Rammang, keindahan alam yang tersembunyi.

Rammang Rammang merupakan sebuah dusun di salah satu kawasan Karst Maros-Pangkep yang memiliki pemandangan yang unik dan cukup menarik untuk dikunjungi. Terletak di kabupaten Maros, dusun ini dapat ditempuh melalui jalan darat kurang lebih 2 jam dari kota Makassar. Untuk menelusuri dusun ini lebih dalam, harus menggunakan perahu, menyusuri aliran sungai yang tenang.

Kami menyewa bis dari Makassar untuk mengantarkan kami ke Rammang Rammang. Ternyata si sopir tidak tau persis di mana letak dermaga Rammang Rammang itu. Setau gue letaknya di daerah Maros yang dekat dengan Semen Bosowa. Hehehehe. Sang Sopir tidak salah jalan, kok. Dia hanya memilih jalur yang kurang tepat. Lebih jauh dan jalanannya pun rusak. Alhasil, kami terpaksa bertanya-tanya di sepanjang jalan dengan warga sekitar. Namun, warga sekitar belum banyak yang tau juga Rammang Rammang itu apa, di mana dan ada apa saja di Rammang Rammang? Tempat itu rasanya masih asing di telinga mereka. Masyarakat Makassar, Sulawesi selatan ternyata belum banyak yang tahu tentang Rammang Rammang. Kawasan ini hanya familiar di antara teman-teman pencinta traveling saja. Hopeless… Kami berunding, kalau tidak ketemu juga, lebih baik kembali ke Kota dan kulineran. Memasuki kawasan Karst Maros, kami disambut dengan pemandangan hamparan perbukitan Karst yg berjejer hijau dan menjulang. Konon katanya termasuk terbesar ke-3 di dunia setelah Cina dan Vietnam. Pemandangan tersebut cukup menghibur dan menghilangkan rasa kesal kami.

Pemandangan Karst saat memasuki kawasan Maros
Benar juga kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Setelah banyak bertanya sana-sini, akhirnya ada titik terang. Semangat yang tadinya redup redam, kini bergairah lagi, membaraaaaaa #tsaaahelaaah#. Tibalah gue dan teman-teman di dermaga Rammang Rammang yang posisinya di sebelah kanan jembatan.

Dermaga Ramang-Ramang


Gila-gilaan bersama teman-teman

Cuaca saat itu sangat cerah. kami pun turun ke tepi sungai. Di sana sudah berjejer perahu-perahu sewaan. Kami kaget seketika saat tahu harga sewa perahu 600 ribu rupiah untuk 2 perahu. Mahaaalnyooo! Tapi, nggak mungkin dibatalkan mengingat perjuangan kami untuk sampai di tempat ini. Setelah bergelut tawar-menawar harga dengan si pemilik perahu, tanpa pikir panjang dan buang-buang waktu, kami pun setuju dengan harga 550 ribu rupiah untuk 2 kapal yang telah disepakati. 

Perahu-perahu sewaan di dermaga Rammang-Rammang






Narsis dulu sebelum menyusuri Sungai Pute
Mulailah kami menyusuri aliran sungai yang tenang. Kata sang kapten perahu, penduduk menyebutnya Sungai Pute. Perahu pun melaju dengan cepat, #boong deeeng#, lambat. Bahkan kadang suka miring ke kanan, miring ke kiri. Hadeeeeeeh, perahu miring kapten… Takut terbalik karena nggak ada life jacket. Hahahahaa… Pantas saja butuh waktu 1,5 jam – 2 jam untuk menyusuri dusun ini lebih dalam..Haaaaaaah. OMG. Keburu nggak tuh melihat waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WITA. Mengingat pesawat kami ke manado jam 17.20 WITA. Nggak akan keburu. Tapi, ya, sudah dijalani saja.

Menyusuri Sungai Pute
Saat menyusuri Sungai Pute ini, gue takjub dengan bebatuan Karst yang menghampar di sepanjang jalur sungai ini. Lalu, kami disuguhkan dengan pemandangan aliran sungai dengan latar belakang pegunungan Karst yang menjulang dan diapit oleh pepohonan yang menghijau. Ehmmm… indaaaahhnyaaa... berasa seperti di Vietnam, Mekong River. Hahahahaha.. Eits, tunggu dulu! Ini Indonesia, Bung. Aseli Indonesia.. Seriiiuuus… Beneraaan… Nggak boong… Suweeer, deh… Nggak percaya??? Datang saja ke Rammang Rammang di Maros, Sulawesi Selatan #Cliing#.

Batuan Karst di sepanjang jalur Sungai Pute
Sungai Pute dengan apitan Karst Maros
Ini Indonesia Bung!!! Indah ya...
Cuaca yang semula cerah, berubah menjadi mendung dan gelap. Baru sampai setengah perjalanan, hujan deras turun mengguyur kami. Kami berhenti sejenak untuk berteduh. Setelah beberapa saat, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ini. Kata Kapten perahu, jika kami terus menyusuri sungai ini, kami akan menemukan sungai di dalam goa. Haaaaah??? Apalagi itu??? Kaya gimana?? Banyak sekali pertanyaan di dalam otak kami. Waaaaaah, pasti kerrreeeeeen. Arrrrgh, pengeeeeen liaaat!!! Tapi tidak bisa.
Mestinya, (kalau perjalanan kami dilanjutkan) pemberhentian terakhir perahu ini adalah sebuah dusun terpencil, dusun tersembunyi, dusun yang terisolasi yang dikelilingi oleh pegunungan Karst. Ya, dusun itu bernama Dusun Berua. Tempat yang nggak sempat kami tuju. Tapi sayang disayang, karena waktu yang tidak memungkinkan untuk ke sana. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke dermaga. Keindahan alam yang tersembunyi itu belum dapat kami temui sekarang. Kecewa pastinya. Belum puas! Gue cuma bisa membayangkan, sebatas angan-angan dan tentunya rasa penasaran.

Rammang Rammang, Aku pasti kembali………


**Bagi para pelancong, penikmat jalan-jalan, jika berencana ke Makassar, jangan lupa untuk datang ke tempat ini. Dijamin nggak akan nyeseeeeel... Siapkan waktu lebih anda untuk melihat keindahan alam yang tersembunyi di Rammang Rammang…

**Sekadar info, untuk mencapai tempat ini, naik angkot (pete-pete) arah Pangkep.

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. wakakakkakaakaaa ini untungnya saya ga ikut ya, bisa ngedumel minta pulang tuh *piiiss :p

    BalasHapus
  2. Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
    The way you งานออนไลน์ would casinosites.one expect from betting 출장샵 on the tennis matches of tennis is to bet on the player you ventureberg.com/ like most. But you also need a different

    BalasHapus

- Copyright © TRAVELAFIN - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -